Berikut ini makalah nya..
Semoga dapat nilai yang memuaskan amin.....
KATA
PENGANTAR
Dengan
mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana telah meridhoi segala usaha
kami dalam pembuatan makalah tentang Siklus Ekonomi dan Fluktuasi Ekonomi . Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis. Selain sebagai tugas, makalah yang
penulis buat ini bertujuan memberi informasi kepada para pembaca tentang Siklus Ekonomi dan Fluktuasi Ekonomi
Banyak
sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu selesainya
makalah ini bukan semata karena kemampuan penulis, banyak pihak yang mendukung
dan membantu. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih banyak
kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Oleh
sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar kedepannya
kami mampu lebih baik lagi.
Jakarta,
7 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
………………………………………………………………………….1
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………………2
BAB I
PENDAHULUAN …………………………………………………………………………......4
1.1. LATAR BELAKANG
…………………………………………………………………......4
1.2. RUMUSAN MASALAH.
………………………………………………………………….5
1.3. TUJUAN MAKALAH…
………………………………………………………………......5
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………...6
2.1. SIKLUS EKONOMI….
……………………………………………………………………6
2.1.1.
ANATOMI SIKLUS EKONOMI ………………………………………………..8
2.1.2.
DURASI SIKLUS DAN FAKTOR-FAKTOR NYA…………………………….9
2.1.3.
SIKLUS EKONOMI, KESEMPATAN KERJA, INFLASI……………………..10
2.1.4.
PENGELOLAAN SIKLUS EKONOMI…………………………………………10
2.1.5.
SIKLUS EKONOMI INDONESIA………………………………………………11
2.2. FLUKTUASI EKONOMI…………..………………………………………………………12
2.2.1. FLUKTUASI EKONOMI JANGKA PENDEK………………………………….12
2.2.2. KURVA PERMINTAAN AGREGAT……………………………………………13
2.2.3. KURVA PENAWARAN AGREGAT…………………………………………….14
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………………………16
3.1. KESIMPULAN…………………………………………………………………………….16
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………………………..17
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Perekonomian
yang ideal adalah perekonomian yang terus menerus bertumbuh, tanpa satu tahun
atau bahkan satu triwulan pun mengalami penurunan. Pertumbuhan tersebut
disertai stabilitas harga dan kesempatan kerja yang terbuka luas neraca
perdagangan dan neraca pembayaran pun mengalami surplus yang baik. Perekonomian
seperti ini dipercaya akan mampu memberikan kemakmuran dan keadilan bagi
rakyatnya dari generasi ke generasi.
Sayangnya,
perekonomian tersebut diatas hanya ada di dunia khayal. Dalam dunia nyata,
perekonomian umumnya mengalami gelombang pasang surut. Gelombang naik turun
tersebut relatif teratur dan terjadi berulang-ulang dengan rentang waktu yang
bervariasi. Ada
yang berdurasi pendek, panjang dan sangat panjang. Dalam ilmu ekonomi, gerak
naik turun tersebut dikenal dengan siklus ekonomi (business cycle)
Kegiatan dalam perekonomian berfluktuasi dari
tahun ke tahun. Selain itu juga dalam perekonomian mempunyai siklus ekonomi. Di
era modernisasi ini produksi barang dan jasa meningkat oleh karena itu
berpengaruh juga semakin meningkatnya jumlah tenaga kerja, meningkatnya jumlah
modal dan berbagai kemajuan teknologi. Pertumbuhan ekonomi ini membuat semua
orang dapat hidup dengan standar yang lebih tinggi. Pada saat itu perusahan
gagal menjual seluruh barang dan jasa yang harus mereka tawarkan, sehingga
produksi harus dikurangi. Dampaknya, para pekerja dirumahkan, angka
pengangguran meningkat, dan pabrik-pabrik terpaksa berhenti beroperasi. Oleh
karena itu kita harus mengetahui tentang siklus perekonomian yang terjadi
terutama di Negara kita sendiri.
1.2. RUMUSAN MASALAH
a. Penjelasan mengenai Siklus
Ekonomi
b.
Apa yang dimaksud dengan Anatomi Siklus Ekonomi?
c.
Apa saja kah Durasi Siklus dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi nya?
d.
Keterkaitan mengenai Siklus Ekonomi, Kesempatan Kerja dan Inflasi
e.
Bagaimana Pengelolaan tentang Siklus Ekonomi
f.
Siklus Ekonomi yang terjadi di Indonesia
g.
Penjelasan mengenai Fluktuasi Ekonomi
h.
Fluktuasi Ekonomi jangka Pendek
i.
Kurva Permintaan Agregat
j.
Kurva Penawaran Agregat
1.2. TUJUAN MAKALAH
a. Mengetahui anatomi
siklus ekonomi
b. Mengetahui durasi siklus
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
c. Siklus Ekonomi,
kesempatan kerja dan inflasi
d. Mengetahui pengelolaan
Siklus Ekonomi dan Siklus Ekonomi di
Indonesia
e. Mengetahui fakta utama
mengenai fluktuasi ekonomi
f. Mengetahui
fluktuasi ekonomi jangka pendek
g. Memahami kurva
permintaan agregat
h. Memahami kurva penawaran
agregat
i. Mengetahui penyebab
fluktuasi ekonomi
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.
SIKLUS EKONOMI
Siklus
ekonomi adalah periode yang terulang secara teratur dalam pengembangan sebuah
pasar perekonomian. Keseluruhan trend dari pertumbuhan ekonomi disertai dengan
adanya fluktuasi secara periodik dalam aktivitas perekonomian, yaitu :
kemunduran dan perluasan yang terjadi secara silih berganti pada produksi,
investasi, peningkatan dan penurunan pada level pendapatan, ketenagakerjaan,
harga-harga, suku bunga dan rate pada sekuritas. Siklus aktivitas ekonomi meliputi
4 fase berikut : Ekspansi, Peak, Resesi dan bottom. Berikut adalah penjelasan
mengenai 4 fase tersebut :
Ekspansi
Setelah
mencapai titik terendah pada sebuah siklus ada sebuah fase pemulihan, yang
ditandai dengan adanya pertumbuhan lapangan kerja dan produksi. Banyak ekonom
yang mempercayai bahwa tahapan ini memiliki tingkat inflasi yang rendah hingga
perekonomian mulai beroperasi pada kapasitas penuh atau, dengan kata lain
hingga perekonomian mencapai tahapan peak.
Peak
Sebuah
peak, atau puncak dari siklus bisnis, adalah titik tertinggi pada suatu
pemulihan perekonomian. Pada titik ini, pengangguran mencapai titik terendah
atau bahkan tidak ada sama sekali dan perekonomian berjalan dengan muatan
maksimal (atau hampir), dimana seluruh modal dan sumber daya tenaga kerja pada
negara tersebut terlibat dalam produksi. Biasanya, meski tidak selalu, selama
terjadinya tahapan peak, tekanan inflasi meningkat.
Resesi
`Resesi
adalah suatu periode pengurangan output dan aktivitas bisnis. Sebagai akibat
dari pasar yang mengalami penurunan, yang biasanya ditandai dengan meningkatnya
pengangguran. Kebanyakan ekonom mempercayai bahwa kemerosotan perekonomian atau
resesi hanyalah sebuah penurunan dalam aktivitas bisnis, yang berlangsung
setidaknya selama enam bulan.
Bottom
Bottom
pada siklus perekonomian adalah titik terendah pada produksi dan
ketenagakerjaan. Dipercaya bahwa sampainya level/tahapan bottom memprediksikan
bahwa akhir dari resesi pada tahapan pada siklus ini tidaklah lama. Namun
sejarah mengetahui dan memprotes aturan ini. Depresi terbesar pada tahun 1930
bertahan hingga hampir 10 tahun lamanya.
Long Cycle adalah siklus perekonomian dengan jangka waktu lebih dari 10 tahun.
Long Cycle adalah siklus perekonomian dengan jangka waktu lebih dari 10 tahun.
Aktivitas
siklus perekonomian bervariasi dan berbeda-beda durasinya, yaitu durasi pada fase
individual, ketinggian maksimal dan kedalaman maksimal. Saat ini, meredakan
fluktuasi siklus dan aktivitas bisnis menjadi perhatian, sehingga jarak antara
krisis satu dengan yang berikutnya menjadi lebih lama, tingkat kedalaman dan
kekuatan destruktifnya pun menjadi lebih berkurang. Kebanyakan, suatu krisis
digantikan oleh resesi-dalam bentuk yang lebih ringan.
Meskipun
ada anggapan bahwa perubahan dalam kegiatan bisnis secara langsung maupun tidak
langsung berkaitan dengan siklus ekonomi, namun juga ada beberapa faktor lain
yang mempengaruhi ekonomi. Yang paling penting diantara faktor-faktor tersebut
adalah fluktuasi musiman, dan trend jangka panjang.
Pengaruh
dari variasi-variasi musiman dapat diamati pada waktu-waktu tertentu dalam satu
tahun. Pada perdagangan retai terjadi peningkatan yang dramatis. Pada industri
lain, seperti agrikultur, konstruksi dan industri mobil, juga ada
variasi-variasi musiman.
Siklus
ekonomi sering di asosiasikan dengan perubahan-perubahan pada volume output.
Banyak ekonomis yang mempercayai bahwa output tersebut biasanya diukur dari
Produk Domestik Bruto (PDB) atau gross domestic product (GDP) dan indikator
yang paling dapat diandalkan pada perekonomian. Penting untuk diingat bahwa
siklus ekonomi pada fase recovery, bukanlah peningkatan pada GDP, namun
merupakan langkah dari peningkatan ini. Nilai negatif pada tingkat pertumbuhan
selama suatu periode waktu tertentu, biasanya selama 6 bulan atau lebih, dapat
dianggap sebagai sebuah tanda penurunan pada suatu perekonomian. Sebaliknya,
tingginya tingkat pertumbuhan secara konsisten dari bulan ke bulan, menunjukkan
bahwa perekonomian tersebut saat ini sedang booming.
Aktivitas
siklus ekonomi berkaitan siklus perekonomian kecil dalam 10 tahun, yang
berkembang sebagai latar belakang dari perkembangan sebuah siklus perekonomian
besar hingga 50-60 tahun. Siklus perekonomian yang besar diperkenalkan oleh
ekonomis Rusia, Kondratyev. Siklus perekonomian ini meliputi fluktuasi kenaikan
dan penurunan pada kondisi ekonomi, dimana masing-masing bertahan hingga 30
tahun lebih. Siklus perekonomian besar berdasar pada perubahan revolusioner
pada teknologi, desain dan produksi barang-barang kebutuhan. Transisi menuju
masyarakat pasca-industri di negara-negara berkembang bertepatan dengan gelombang
kelima terpanjang pada siklus Kondratyev. Permulaan fase naik dikaitkan dengan
restrukturisasi perekonomian berdasarkan pada teknologi-teknologi high-profile
dan science-intensive.
2.1.1.
Anatomi Siklus Ekonomi
Siklus
ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik – turun aktivitas ekonomi,
yang terdiri atas empat elemen :
a.
Gerakan Menaik
Pemulihan
ekonomi ditandai dengan gerakan perekonomian yang menaik. Kadang – kadang
gerakan menaik ini disebut juga ekspansi bila gerakan menaik ini terjadi selama
minimal dua triwulan berturut – turut.
b. Titik
puncak atau kulminasi
Ekspansi
ekonomi tidak akan terjadi selamanya, suatu ketika gerakan menaik ini mencapai
titik tertinggi. Titik ini disebut titik puncak atau kulminasi. Setelah
mencapai titik kulminasi, perekonomian akan mengalami penurunan kembali.
c. Gerakan
menurun
Yang
dimaksud dengan gerak menurun adalah menurunnya output yang dilihat dari
menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Kadang – kadang gerakan penurunan ini
disebut resesi, bila terjadi selama minimal dua triwulan berturut – turut.
d. Titik
terendah atau nadir
Gerakan
menurun akan berlanjut hingga mencapai titik yang paling rendah, yang disebut
titik nadir. Setelah mencapai titik nadir, perekonomian akan pulih kembali
dilihat dari adanya gerakan menaik.
2.1.2.
Durasi Siklus dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya
Waktu
yang dibutuhkan dalam pergerakan satu siklus telah lama menjadi pengamatan para
ahli ekonomi. Mereka menemukan beberapa variasi siklus.
a. Siklus
jangka pendek (Kitchin Cycle)
Durasi
siklus jangka pendek sekitar 40 bulan. Pola siklus ini ditemukan oleh Joseph
Kitchin (1923). Itulah sebabnya siklus ini dinamakan siklus Kitchin (Kitchin
cycle). Faktor – faktor yang diduga mempengaruhi siklus jangka pendek adalah pengaruh
alamiah dan adat – istiadat atau kebiasaan.
Yang
termasuk pengaruh alamiah antara lain siklus iklim, pengaruh sinar matahari,
curah hujan, kekuatan angin dan gelombang laut. Kekuatan alamiah ini
mempengaruhi aktvitas ekonomi, misalnya di Indonesia kegiatan penanaman padi
akan memuncak pada musim penghujan. Sedangkan kegiatan kostruksi, entah untuk
dijual lagi ataupun digunakan sendiri, aktivitasnya meningkat dimusim kemarau.
b. Siklus jangka menengah (Juglar Cycle)
Durasi
siklus jangka menengah adalah berkisar 7-11 tahun. Pola siklus ini pertama kali
ditemukan oleh Clement Jugalar (1860) ekonomi inggris, William Stanley Jevon.
Menurutnya siklus ekonomi di bumi dipengaruhi oleh factor eksternal yaitu
siklus bintik matahari (sunspot) yang berdaur ulang 11 tahun sekali. Aktivitas
bintik matahari tersebut menurut jevon, akan mempengaruhi siklus iklim cuaca.
Selanjutnya siklus iklim cuaca akan mempengaruhi output perekonomian, yang
muaranya mempengaruhi output perekonomian nasional.
c. Siklus
jangka panjang (Kondratief Cycle)
Pola
siklus jangka panjang pertama kali ditemukan oleh Nikolai D. Kondratief (1925).
Durasi siklusnya berkisar 48-60 tahun. Salah satu factor yang berada dibelakang
siklus jangka panjang adalah ditemukan dan diterapkannya teknologi baru.
2.1.3
Siklus Ekonomi, kesempatan kerja dan inflasi
a. Siklus ekonomi dan kesempatan kerja
Secara
umum ada hubungan positif antara tingkat output dengan kesempatan kerja,
terutama bila analisanya jangka pendek. Sebab, dalam jangka pendek teknologi
dianggap konstan, barang modal merupakan input tetap. Sedangkan yang dianggap
variabel adalah tenaga kerja. Karenanya pengaruh siklus sangat terasa bagi
kesempatan kerja. Gerak menaik akan meningkatkan kesempatan kerja, yang berarti
menurunkan tingkat pengangguran, sementara gerak menurun akan mengurangi
kesempatan kerja, yang berarti meningkatkan angka pengangguran.
b.
Siklus ekonomi dan inflasi
Jika
output riil lebih kecil dari output natural , inflasi cenderung menurun dan
begitu pula sebaliknya jika output riil lebih besar dari output natural maka
inflasi cenderung meningkat. Karenanya pengaruh siklus sangat berpengaruh
terhadap inflasi.
2.1.4
Pengelolaan Siklus Ekonomi
Karena
siklus ekonomi tidak terhindari, yang dapat dilakukan adalah mengelolah siklus
agar dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin, sementara pola siklus
diusahakan stabil meningkat. Dalam arti, simpangan gerak naik – turun output
diusahakan tidak terlalu lebar, sementara kecenderungan output jangka panjang
terus meningkat.
a.
Kebijakan jangka pendek
Target
utama jangka pendek adalah mengatasi perbedaan output riil dengan output
natural.
b. Kebijakan
jangka panjang
Target
yang ingin dicapai dalam janka panjang, selain memperkecil simpangan tingkat
pertumbuhan ekonomi, juga pencapaian pertumbuhan yang tinggi. Sebab, simpangan
yang kecil tidak banyak artinya jika perekonomian bertumbuh lamban.
2.1.5
Siklus Ekonomi Indonesia
a. Periode
1969-1995
1. Indikator PDB Rill
Pada tahun 1969-1994 terus mengalami pertumbuhan,
dalam arti selama PJP I tak sekalipun perekonomian Indonesia mengalami
kontraksi (pertumbuhan negatif). Kondisi paling buruk yang dialami hanyalah
pertumbuhan seperti di tahun 1982 (2,3% pertahun) atau 1985 (2,4% per tahun).
2. Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat fluktuatif
disebabkan perekonomian Indonesia sangat tergantung pada kondisi eksternal.
Misalnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi selama periode 1970-an, khususnya
1971-1973 disebabkan membubungnya harga minyak bumi, yang meningkatkan
penerimaan ekspor migas. Minyak inilah yang dimanfaatkan pemerintah untuk
meningkatkan APBN, selama PJP1 merupakan salah satu mesin utama pertumbuhan
ekonomi.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi yang rendah, terutama
pada periode 1982, disebabkan perekonomian dunia mengalami resesi. Melemahnya
perekonomian dunia bermakna melemahnya permintaan terhadap ekspor Indonesia,
yang pada gilirannya akan melemahkan kemampuan Indonesia mengimpor bahan baku
dan barang modal guna meningkatkan produksi.
b.
Krisis Ekonomi 1998
Krisis ekonomi Indonesia merupakan konsekuensi dari
mekanisme pasar yang ditempuh pemerintah. Risiko dari mekanisme pasar adalah
kegagalan pasar, yang disebabkan ketidaksempurnaan informasi atau penyimpangan
moral para pelaku ekonomi.
2.2.
FLUKTUASI EKONOMI
Fluktuasi
ekonomi adalah kenaikan dan penurunan aktivitas ekonomi secara relatif
dibandingkan dengan tren pertumbuhan jangka panjang dari ekonomi. Fluktuasi ini
atau business cycle (siklus bisnis),
bervariasi dalam intensitas dan jangka waktunya. Kenaikan dan penurunan
biasanya meliputi Negara dan bahkan dunia, dan mempengaruhi seluruh dimensi
dari kegiatan ekonomi, tidak hanya tingkat pengangguran dan produksi.
Ekspansion atau ekspansi suatu keadaan dimana penyehatan
perekonomian telah terjadi dari kondisi sebelumnya yaitu resesi atau bahkan
depresi. Tahap ini ditandai dengan meningkatnya kesempatan kerja, meningkatnya
pendapatan, dan pengeluaran konsumsi masyarakat. Sektor perusahaan mengalami
kenaikan produksi barang dan jasa, kenaikan penjualan, dan laba perusahaan.
Iklim investasi berubah dari pesimisme menjadi optimis. Karena permintaan
konsumen mengalami kenaikan produksi barang dan jasa juga mengalami kenaikan.
Sehingga terjadi kenaikan kapasitas produksi dan pengurangan pengangguran
tenaga kerja.
Bagian puncak dari
siklus bisnis menunjukkan tingkat pemanfaatan kapasitas perekonomian yang
tinggi baik untuk faktor produksi tenaga kerja maupun bahan mentah untuk
kegiatan produksi barang-barang. Pada titik ini terjadi beberapa persoalan
antara lain: kenaikan output perekonomian akan terjadi dengan peningkatan
investasi. Kenaikan investasi ini akan menimbulkan kenaikan harga dari
faktor-faktor produksi. Selanjutnya kenaikan harga faktor produksi menjadi
penyebab kenaikan harga-harga umum. Pada titik ini kenaikan output perekonomian
diikuti oleh kenaikan tingkat inflasi.
Tiga Faktor Utama Mengenai Fluktuasi Ekonomi :
a. Fluktuasi dalam perekonomian sifatnya tidak teratur dan
tidak dapat diramalkan
b. Kebanyakan besaran ekonomi makro berflukturasi
bersama-sama
c. Saat hasil produksi turun, tingkat pengangguran naik
2.2.1
Flukturasi ekonomi jangka pendek
a.
Model dasar dari fluktuasi ekonomi
Model
fluktuasi ekonomi jangka pendek terfokus pada perilaku dua variabel. Variabel
pertama adalah hasil perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, sebagaimana
diukur oleh PDB riil. Variabel kedua adalah tingkat harga keseluruhan, yang
diukur oleh indeks harga konsumen atau deflator PDB. Kita menganalisis
fluktuasi-fluktuasi dalam perekonomian secara keseluruhan dengan model
permintaan dan penawaran agregat.
2.2.2
Kurva Permintaan Agregat
Kurva permintaan agregat adalah total permintaan untuk
barang dan jasa dalam perekonomian. Kurva permintaan agregat (AD) adalah suatu
kurva yang menunjukkan hubungan negatif antara output agregat dan tingkat harga. kebijakan moneter (Ms). Kurva
permintaan agregat miring ke bawah. Artinya, jika hal lain tetap sama,
penurunan tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian (misal dari P1 ke P2)
cenderung meningkatkan jumlah barang dan jasa yang diminta (dari Y1 ke Y2)
Terdapat
3 alasan berkaitan dengan hubungan negatif kurva permintaan agregat tersebut
yaitu :
- Tingkat harga dan konsumsi : Efek kekayaan
Penurunan
tingkat harga membuat konsumen merasa lebih kaya, yang kemudian akan terdorong
untuk lebih banyakmembelanjakan uangnya. Peningkatan pengeluaran konsumen
berarti juga peningkatan jumlah barang dan jasa yang diminta
- Tingkat harga dan investasi : Efek suku bunga
Tingkat
harga yang lebih rendah menurunkan suku bunga, yang akan mendorong pembelanjaan
barang-barang investasi dan meningkatkan jumlah barang dan jasa yang diminta
- Tingkat harga dan ekspor neto : Efek nilai tukar
Jatuhnya
tingkat harga di AS menyebabkan jatuhnya suku bunga di negara tersebut,
terdepresiasinya nilai tukar riil yang kemudian mendorong ekspor neto AS dan
meningkatkan jumlah permintaan barang dan jasa.
Pergeseran Kurva Permintaan Agregat
1.
Pergeseran yang berasal dari konsumsi : peristiwa yang membuat konsumen
mengeluarkan uang lebih banyak pada tingkat harga tertentu (pemotongan pajak,
meledaknya pasar saham) menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. Peristiwa
yang menyebabkan konsumen mengurangi pengeluarannya pada tingkat harga tertentu
(kenaikan pajak, kelesuan pasar saham) menggeser kurva permintaan agregat ke
kiri
2.
Pergeseran yang berasal dari investasi: Peristiwa yang menyebabka perusahan
melakukan lebih banyak investasi pada tingkat harga tertentu (optimisme
mengenai masa depan, penurunan suku bunga akibat kenaikan jumlah uang yang
beredar) menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. Peristiwa yang menyebkan
perusahaan mengurangi investasinya pada tingkat harga tertentu dan menggeser
kurva ke kiri.
3.
Pergeseran yang berasal dari pembelanjaan pemerintah : Peningkatan pembelanjaan
pemerintah untuk barang dan jasa (pengeluaran lebih besar untuk pembanguna
jalan raya atau untuk pertahanan) menggeser kurva permintaan agregat ke kanan.
Penurunan jumlah pembelanjaan pemerintah untuk barang dan jasa menggeser kurva
ke kiri
4.
Pergeseran yang berasal dari ekspor neto : Peristiwa yang meningkatkan
pengeluaran atas ekspor neto pada tingkat harga tertentu (terjadinya ledakan di
pasar luar negeri, depresiasi nilai tukar) menggeser kurva permintaan agregat
ke kanan. Peristiwa yang mengurangi pengeluaran atas ekspor neto pada tingkat
harga tertentu menggeser kurva ke kiri.
2.2.3
Kurva Penawaran Agregat
Kurva
penawaran agregat menyatakan jumlah keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi
serta dijual pada setiap tingkat harga oleh berbagai perusahan. Tidak seperti
kurva permintaan agregat yang selalu miring ke bawah, kurva penawaran agregat
memperlihatkan suatu hubungan yang sangat bergantung pada periodenya.
Kurva
Penawaran Agregat Jangka Pendek
Dalam jangka pendek
kurva penawaran agregat mempunyai arah yang positif. Pada output yang rendah,
kurva berbentuk datar. Pada kapasitas perekonomian yang lebih besar bentuk
kurva menjadi cenderung vertikal. Para ahli ilmu ekonomi makro, fokus pada
apakah ekonomi beroperasi pada kapasitas penuh (full-employment), yaitu
suatu kondisi di mana seluruh sumber ekonomi telah dimanfaatkan secara optimal.
Kurva penawaran agregat jangka pendek miring ke atas :
Teori
kekakuan upah : Penurunan tingkat harga yang tidak terduga akan meningkatkan
upah riil, menyebabkan perusahaan mempekerjakan lebih sedikit pekerja dan
memproduksi jumlah barang dan jasa yang lebih sedikit
Teori
kekakuan upah : Penurunan tingkat harga yang tidak terduga membuat perusahaan
mengenakan harga yang lebih tinggi dari yang dikehendaki, menekan penjualan dan
mendorong perusahaan untuk mengurangi produksi
Teori
kesalahan persepsi : penurunan tingkat harga menimbulkan anggapan pada produsen
bahwa harga relatif produk mereka telah menurun, sehingga mendorong mereka
untuk mengurangi produksi
Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek Dapat Bergeser
berasal dari :
1.
Tenaga kerja
2.
Modal
3.
Sumber Daya Alam
4.
Teknologi
5.
Tingkat harga yang diharapkan
Kurva
Penawaran Agregat Jangka Panjang
Dalam
jangka panjang, kurva penawaran agregat berbentuk vertikal, sementara dalam
jangka pendek, kurva penawaran agregat miring ke atas. Perubahan biaya yang lebih lambat dibanding perubahan
harga dalam jangka pendek menghasilkan bentuk kurva penawaran agregat yang naik
ke arah kanan. Jika biaya dan tingkat harga bergerak bersama di dalam jangka
panjang maka kurva penawaran agregat
berbentuk vertikal (LRAS)
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam
penjelasan makalah diatas dapat kami simpulkan bahwa siklus ekonomi adalah
merupakan fluktuasi atau pasang surut ekonomi yang melanda produksi nasional,
pendapatan, inflasi dan kesempatan kerja yang ditandai dengan adanya konstraksi
dan ekspansi diseluruh sektor ekonomi. Maka dari itu dengan adanya gerakan
pasang surutnya kegiatan ekonomi ini, memicu perubahan kurva permintaan dan
penawaran agregat yang berpengaruh terhadap kebutuhan makro ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, Georgy
N., Macroeconomics (4th
ed). New York, N.Y.: Worth Pub., 1997
McEachern,
William A. Ekonomi Makro, Singapore,
2000
Rahardja,
Pratama dan Mandala Manurung., Teori
Ekonomi Makro. Jakarta, 2005
images.ferdy21.multiply.multiplycontent.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar